Tanggal lahir Muhammad adalah 12 Rabi'ul Awal pada tahun Gajah atau bertepatan pada tanggal 20 April 571 Masehi dikota Makkah. Kenapa dinamakan tahun Gajah ?. Karena pada tahun itu kota Makkah diserang oleh pasukan yang menggunakan gajah. Pasukan ini dipimpin oleh Abraha, Gubernur Abesinia yang beragama nasrani. Tujuannya antara lain untuk menghancurkan Ka'bah. Tapi hal ini tidak terjadi karena perlawanan rakyat Makkah yang heroik.
Kemalangan yang dirasakan Muhammad sungguh amat berat. Abdullah meninggal ketika kandungan Muhammad dalam rahim Aminah berumur 7 bulan. Dan saat dirinya berumur 6 tahun, ibunya Aminah meninggal dunia. Maka jadilah dia seorang anak kecil yang yatim piatu. Selanjutnya dia dipelihara kakeknya dari pihak ayah, Abdul Mutholib. Ketika Muhammad berumur 2 tahun, Abdul Mutholib meninggal dunia pula. Kini Muhammad beralih dipelihara pamannya Abu Tholib.
Abu tholib yang pedagang ini, ketika Muhammad berusia 12 tahun, diajak berdagang kenegeri Syam. Sebelum sampai di Syam, tepatnya dikota Busroh, ada seorang pendeta Nasrani bernama Buhairah yang mampu melihat tanda-tanda ke Nabian Muhammad. Maka dinasihatinya kepada Abu Tholib agar segera membawa Muhammad kembali ke Mekah dan melindunginya. Kekhawatiran Buhairah adalah kalau sampai diketahui pendeta Yahudi, maka Muhamad bakal dianiaya.
Selama remaja Muhammad banyak menyaksikan berbagai kejadian layaknya zaman itu, seperti pertentangan dan peperangan antar suku. Dan tentu saja zaman Jahiliah dimana orang Arab menyembah berhala, membunuh anak perempuan, suka berjudi dan minum minuman keras dan sebagainya.
Ketika dewasa, Muhammad mulai berusaha sendiri. Sifat-sifatnya yang baik dan jujur membuat banyak orang menyukainya. Salah seorang janda kaya bernama Khodijah, mempekerjakan Muhammad dalam usaha dagangnya. Dari hanya sekedar seorang pembantu sampai dengan memimpin usaha dagang ini secara keseluruhan. Ternyata atas kepandaian dan kerja keras Muhammad, usaha Khodijah menjadi maju sehingga membuatnya bertambah kaya. Pada suatu hari pulang berdagang dari tempat yang jauh, Khodijah melamar Muhammad untuk dijadikan suami. Saat itu Muhammad berumur 25 tahun, sedangkan Khodijah berumur 40 tahun.
Umur 35 tahun jiwa kepemimpinan Muhammad mulai tampak. berbagai usaha termasuk untuk mendamaikan orang atau suku yang bertikai dilakukannya dengan baik. Selain itu diusahakannya juga untuk bersikap dan bertingkah laku teladan seperti jujur, bijaksana, anti kekerasan, tidak melakukan perbuatan tercela dan sebagainya.
Setelah berumur 40 tahun, Muhammad sering melakukan perenungan bertempat digua Hira. Tepat pada tanggal 17 Ramadhan bertepatan dengan 6 Agustus 610 masehi, turunlah Wahyu yang pertama. Dan selanjutnya diikuti wahyu lainnya. Saat menerima wahyu pertama itu Muhammad mengalami kegoncangan jiwa. Bayangkan secara sadar dia mengalami sesuatu yang amat mencekam karena wahyu diterima (tidak langsung melalui Jibril), tapi itulah Firman Tuhan. Saat itu umur Muhammad adalah 40 th 6 bulan dan 8 hari. Kembali kerumah, diceritakannya pada Khodijah peristiwa yang dialaminya tersebut Khodijahpun sadar bahwa kini Muhammad telah resmi sebagai Rasul Allah. Lebih lanjut Khodijah mencari tahu, dia mendatangi anak pamannya bernama Waraqah bin Naufal. Orang yang sudah tua dan sudah buta ini adalah seorang wanita Arab yang beragama Nasrani, tapi pandai membaca tulisan Ibrani. Dia telah pula berhasil menyalin kitab Injil dan Taurat kedalam bahasa Arab. Mendengar cerita Khodijah tentang pengalaman
Muhammad, Waraqah berkata : “Quddus, quddus, demi Tuhan. Sesungguhnya telah datang kepada Muhammad petunjuk yang maha besar sebagimana yang pernah datang kepada Musa. Dia sesungguhnya akan menjadi Nabi bagi umat kita ini” Dalam riwayatnya setelah perannya sebagai Rasul, Muhammad melaksanakan penyebaran agama. Mula-mula secara sembunyi kemudian secara terang-terangan. Imbas baliknya sudah bisa diperkirakan. Karena Muhammad pada dasarnya adalah melawan arus yang ada. Tidak hanya berkaitan dengan masalah agama dan kepercayaan yang sudah berlaku, tapi juga soal-soal lain seperti Sosial, Ekonomi, budaya dan politik. Islam tidak langsung memancarkan cahayanya. Muhammad dimusuhi banyak orang. Sebuah perjuangan besar yang digauli hanya oleh Muhammad seorang diri. Tapi dukungan cepat atau lambat berdatangan. Mula-mula dari keluarga, handai taulan, masyarakat umum termasuk para pemimpin kelompok. Dalam prosesnya Muhammad mengalami hambatan, termasuk ancaman yang akan menghabisi
nyawanya. Itulah tantangan. Tapi Muhammad bukan orang kecil, beliau berjiwa besar. Selain pemimpin agama, dirinya juga menjabat Panglima Perang. Islam tidak selesai hanya dengan usaha diplomasi dan perundingan jalan tengah. Kalau perlu ketika ancaman itu datang, para penyerang dilawan dengan senjata. Dan atas perlindungan Tuhan, kaum Muslimin berhasil memenagkan perang. Dan kaum Musyrikinpun menjadi insyaf dan berbondong-bondong masuk agama Islam. Sejarah telah berpihak kepada Al-Quran.
Dalam periode perjuangan untuk menegakkan kebenaran inilah peristiwa dukacita terjadi. Siti Khodijah wafat disusul paman Nabi Abu Tholib. Khodijah adalah istri satu-satunya nabi Muhammad. Pendampingnya dalam rumah tangga dan pendamping dalam menyampaikan dakwah menyiarkan Islam. Tahun duka cita ini dalam sejarah Islam dikenal sebagai “Amrul Huzni” (tahun duka cita).
Peristiwa penting dalam Muhammad menjalankan peran ke Nabiannya adalah menjalani “Isro’ dan Mi’roj” Pada malam 27 Rajab tahun ke 11 setelah menjadi Rasul Allah, Datanglah perintah Tuhan kepada Muhammad untuk melakukan perjalanan. Mula-mula dari Makkah menuju Masjidil Aqsho di Palestina. Dan dari sana naik keangkasa luas menuju Sidratul Muntaha. Di Sidratul Muntaha, Nabi mendapat perintah dari Allah langsung tentang “Shalat sebanyak 5 waktu”. Inilah perintah yang kemudian disampaikan kepada umat Muslimin yang dijalankan sampai sekarang. Seperti diceritakan diatas perjuangan kaum Muslimin mengalami pasang surut. Salah satu strategi adalah melakukan Hijrah ke Yastrib yang kemudian menjadi Madinah. Dan disanalah didirikan masyarakat Islam secara utuh untuk pertama kalinya. Sistim Pemerintahan Islampun didirikan. Masyarakat Madinah terdiri dari kaum Muhajirin (yang berhijrah) dan Anshor (penduduk Madinah) yang berhasil dipersatukan. Namun disamping itu juga ada kaum-kaum non
Islam bahkan juga kaum Yahudi. Sesuai dengan apa yang dikenal sebagai “Perjanjian Madinah” yang memunculkan “Piagam Madinah”. Semantara perang belum pula berahir. Telah terjadi beberapa penyerangan besar oleh kaum Musyrikin seperti perang Badar, perang Uhud dan sebagainya. Tapi kembali kemenangan demi kemenangan telah diraih dan akhirnya kota Makkah dapat ditaklukkan kembali. Didahului dengan perundingan perdamaian yang dikenal sebagai “Shulhul Hudaibiyah”. Perjanjian ini sempat dilanggar karena kaum Musyrikin menyerang kembali. Maka pada tanggal 10 bulan Ramadhan tahun 8 H, Nabi memimpin pasukan besar yaitu sebanyak 10.000 prajurit siap menyerang Makkah. Untunglah Abu Sufyan pimpina Quraisy segera mengirim utusan dan menemui Rasul Allah untuk minta damai. Sejak itulah resmi Makkah ditaklukkan dan dijadikan Ibu Kota pemerintahan Islam.
Setelah peperangan yang mendatangkan kemenangan, lama setelah kematian Khodijah kira-kira 3 tahun, Nabi melangsungkan pernikahan dengan Aisyah putri sahabatnya Abubakar. Dalam sejarah terbukti Nabi Muhammad memiliki beberapa istri. Tapi poligami yang dijalankan dengan alasan yang sudah dipertimbangkan masak, termasuk untuk menolong janda-janda yang kematian suami dan untuk mengikat tali kekerabatan. Soal Aisyah ada hal yang istimewa karena memang ada petujuk Jibril untuk itu. Keputusan mengambil Aisyah sebagai istri sudah ada ketika umurnya 7 tahun, tapi Aisyah baru resmi tinggal dirumah nabi setelah umurnya 11 tahun, Nabi berumur 53 tahun saat itu. Hal lain yang cukup penting tentang adanya cerita burung, tuduhan dan fitnah yang terjadi berkaitan hubungan Aisyah dengan seorang pemuda bernama Safwa. Duduknya cerita, ketika Aisyah tertinggal dan tersesat yang berhasil ditolong dan dibawa pulang Safwa. Semuanya menjadi jelas bahwa zina itu tidak ada, setelah turun ayat
berjudul Surat An-Nuur Ayat 11 –19.
Jalannya Pemerintahan Islam di Madinah berjalan amat baik karena adanya ikatan persahabtan yang erat antara para sahabat yaitu Abubakar, Umar, Usman dan Ali. Tidak ada bukti bahwa kelimanya saling dengki dan berencana jelek terhadap masing-masing. Ali yang masih dekat sebagai keluarga Nabi, menikah dengan putrid Nabi Fatimah. Dan Keduanya telah dinyatakan menyambung keturunan Nabi sebagai yang disebut Al-Alawy. Keduanya menurunkan Hasan dan Husin, yang selanjutnya menurunkan para Sayid sampai saat ini.
Pada tanggal 25 Dzulqaidah tahun ke 10 H, Nabi Muhammad melaksanakan Haji Wada (haji penghabisan). Beliau diikuti 100.000 umat Muslimin. 3 bulan kemudian, nabi wafat. Beliau wafat setelah mengalami demam pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah, atau bertepatan dengan tanggal 8 Juni tahun 632 Masehi dalam usiah 63 tahun. Beliau tidak meninggalkan harta kepada keluarga maupun kepada umatnya, melainkan Kitab Suci Al-Quran dan Hadis.
Dalam sejarah telah terbukti Islam menjelajahi dunia dari Barat sampai ketimur dari utara sampai selatan. Telah terbentuk Chilafah Umaiyah, Abbasiah, Fathimiyah, Usmaniyah, sebelumnya runtuh dibawah kekuasaan Imperialisme barat maupun kekuasaan kaum sekuler. Tapi hal itu pantas diukur hanya sebagai kekuasaan politik. Sebagai kekuasaan agama selama 14 abad Islam tegak berdiri sehingga memiliki populasi umat agama terbesar yang kedua didunia.
Disarikan dari sejumlah refensi tentang sejarah Islam dan Nabi Besar Muhammad SAW.
sejarah Nabi Muhammad Saw - wafatnya Beliau version 1
Riwayat Nabi Muhammad Saw
Kelahiran
- Artikel utama untuk bagian ini adalah: Maulud Nabi Muhammad
Para penulis sirah (biografi) Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir di Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M. Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah[4], meninggal dalam perjalanan dagang di Yatsrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi.[3]
Pada saat Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah binti Wahab mengajaknya ke Yatsrib (Madinah) untuk mengunjungi keluarganya serta mengunjungi makam ayahnya. Namun dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Aminah meninggal dunia di Abwa' yang terletak tidak jauh dari Yatsrib, dan dikuburkan di sana.[2] Setelah ibunya meninggal, Muhammad dijaga oleh kakeknya, 'Abd al-Muththalib. Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah ia diminta menggembala kambing-kambingnya disekitar Mekkah dan kerap menemani pamannya dalam urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah, Libanon dan Palestina).
Hampir semua ahli hadits dan sejarawan sepakat bahwa Muhammad lahir di bulan Rabiulawal, kendati mereka berbeda pendapat tentang tanggalnya. Di kalangan Syi'ah, sesuai dengan arahan para Imam yang merupakan keturunan langsung Muhammad, menyatakan bahwa ia lahir pada hari Jumat, 17 Rabiulawal; sedangkan kalangan Sunni percaya bahwa ia lahir pada hari Senin, 12 Rabiulawal atau (2 Agustus 570M).[3]
Masa remaja
Dalam masa remajanya, diriwayatkan bahwa Muhammad percaya sepenuhnya dengan keesaan Tuhan. Ia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan sombong. Ia menyayangi orang-orang miskin, para janda dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan yang biasa di kalangan bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia dikenal sebagai As-Saadiq (yang benar) dan Al-Amin (yang terpercaya). Ia senantiasa dipercayai sebagai penengah bagi dua pihak yang bertikai di kampung halamannya di Mekkah...
Kerasulan
Bagian dari artikel tentang | |
|
Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan dan pertempuran. Ia sering menyendiri ke Gua Hira', sebuah gua bukit dekat Mekah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur karena bertentangan sikap dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut. Di sinilah ia sering berpikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.
Pada suatu malam, ketika Muhammad sedang bertafakur di Gua Hira', Malaikat Jibril mendatanginya. Jibril membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Ia diminta membaca. Ia menjawab, "Saya tidak bisa membaca". Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama.
Akhirnya, Jibril berkata:
"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."
Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad. Ketika itu ia berusia 40 tahun. Wahyu turun kepadanya secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Wahyu tersebut telah diturunkan menurut urutan yang diberikan Muhammad, dan dikumpulkan dalam kitab bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al-Quran (bacaan). Kebanyakan ayat-ayatnya mempunyai arti yang jelas, sedangkan sebagiannya diterjemahkan dan dihubungkan dengan ayat-ayat yang lain. Sebagian ayat-ayat adapula yang diterjemahkan oleh Muhammad sendiri melalui percakapan, tindakan dan persetujuannya, yang terkenal dengan nama As-Sunnah. Al-Quran dan As-Sunnah digabungkan bersama merupakan panduan dan cara hidup bagi "mereka yang menyerahkan diri kepada Allah", yaitu penganut agama Islam.
Selama tiga tahun pertama, Muhammad hanya menyebarkan agama terbatas kepada teman-teman dekat dan kerabatnya. Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran Muhammad adalah para anggota keluarganya serta golongan masyarakat awam, antara lain Khadijah, Ali, Zayd dan Bilal. Namun pada awal tahun 613, Muhammad mengumumkan secara terbuka agama Islam. Banyak tokoh-tokoh bangsa Arab seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidillah bin Harits, Amr bin Nufail masuk Islam dan bergabung membela Muhammad.
Akibat halangan dari masyarakat jahiliyyah di Mekkah, sebagian orang Islam disiksa, dianiaya, disingkirkan dan diasingkan. Penyiksaan yang dialami hampir seluruh pengikutnya membuat lahirnya ide berhijrah (pindah) ke Habsyah. Negus, raja Habsyah, memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya dan melindungi mereka dari tekanan penguasa di Mekkah. Muhammad sendiri, pada tahun 622 hijrah ke Madinah, kota yang berjarak sekitar 200 mil (320 km) di sebelah Utara Mekkah.
Hijrah ke Madinah
Di Mekkah terdapat Ka'bah yang telah dibangun oleh Nabi Ibrahim a.s. Masyarakat jahiliyah Arab dari berbagai suku berziarah ke Ka'bah dalam suatu kegiatan tahunan, dan mereka menjalankan berbagai tradisi keagamaan mereka dalam kunjungan tersebut. Muhammad mengambil peluang ini untuk menyebarkan Islam. Di antara mereka yang tertarik dengan seruannya ialah sekumpulan orang dari Yathrib (dikemudian hari berganti nama menjadi Madinah). Mereka menemui Muhammad dan beberapa orang Islam dari Mekkah di suatu tempat bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka lalu bersumpah untuk melindungi Islam, Rasulullah (Muhammad) dan orang-orang Islam Mekkah.
Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yathrib datang lagi ke Mekkah. Mereka menemui Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu belum menganut Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yathrib. Muhammad akhirnya setuju untuk berhijrah ke kota itu.
Mengetahui bahwa banyak masyarakat Islam berniat meninggalkan Mekkah, masyarakat jahiliyah Mekkah berusaha menghalang-halanginya, karena beranggapan bahwa bila dibiarkan berhijrah ke Yathrib, orang-orang Islam akan mendapat peluang untuk mengembangkan agama mereka ke daerah-daerah yang lain. Setelah berlangsung selama kurang lebih dua bulan, masyarakat Islam dari Mekkah pada akhirnya berhasil sampai dengan selamat ke Yathrib, yang kemudian dikenal sebagai Madinah atau "Madinatun Nabi" (kota Nabi).
Di Madinah, pemerintahan (kalifah) Islam diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad. Umat Islam bebas beribadah (shalat) dan bermasyarakat di Madinah. Quraish Makkah yang mengetahui hal ini kemudian melancarkan beberapa serangan ke Madinah, akan tetapi semuanya dapat diatasi oleh umat Islam. Satu perjanjian damai kemudian dibuat dengan pihak Quraish. Walaupun demikian, perjanjian itu kemudian diingkari oleh pihak Quraish dengan cara menyerang sekutu umat Islam.
Penaklukan Mekkah
Pada tahun ke-8 setelah berhijrah ke Madinah, Muhammad berangkat kembali ke Makkah dengan pasukan Islam sebanyak 10.000 orang. Penduduk Makkah yang khawatir kemudian setuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat Muhammad kembali pada tahun berikutnya. Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya ia kembali maka ia menaklukkan Mekkah secara damai. Muhammad memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada di sekeliling Ka'bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan peraturan agama Islam di kota Mekkah.
Pernikahan
- Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pernikahan Muhammad
Selama hidupnya Muhammad menikahi 11 atau 13 orang wanita (terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah dengan Khadijah, yang berlangsung selama 25 tahun hingga Khadijah wafat.[5] Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia,[6][7] sehingga saat meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalib pamannya) disebut sebagai tahun kesedihan.
Sepeninggal Khadijah, Muhammad disarankan oleh Khawla binti Hakim, bahwa sebaiknya ia menikahi Sawda binti Zama (seorang janda) atau Aisyah (putri Abu Bakar, dimana Muhammad akhirnya menikahi keduanya. Kemudian setelah itu Muhammad tercatat menikahi beberapa wanita lagi sehingga mencapai total sebelas orang, dimana sembilan diantaranya masih hidup sepeninggal Muhammad. Para ahli sejarah antara lain Watt dan Esposito berpendapat bahwa sebagian besar perkawinan itu dimaksudkan untuk memperkuat ikatan politik (sesuai dengan budaya Arab), atau memberikan penghidupan bagi para janda (saat itu janda lebih susah untuk menikah karena budaya yang menekankan perkawinan dengan perawan).[8]
Perbedaan dengan nabi dan rasul terdahulu
Dalam mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya bahwa Muhammad diutus Allah untuk menjadi Nabi bagi seluruh umat manusia (QS. 34 : 28), sedangkan nabi dan rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya masing-masing (QS 10:47, 23:44) seperti halnya Nabi Musa yang diutus Allah kepada kaum Bani Israil.
Sedangkan persamaannya dengan nabi dan rasul sebelumnya ialah sama-sama mengajarkan Tauhid, yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah atau diibadahi itu hanyalah Allah (QS 21:25).
Silsilah
| | | | | | | | | | | | | Qushay (lahir 400) | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | 'Abd al-'Uzza | | | | | | | | | 'Abd al-Manâf (lahir 430) | | | | | | | | Abd al-Dâr | | | | | | | | | | | | | | | | | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | Asad | | | | Muththalib | | | Hâsyim (lahir 464) | | | | Nawfal | | | | 'Abd al-Syams | | | | | | | | | | | | | | | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | Khuwailid | | | | | | | | | 'Abd al-Muththalib (lahir 497) | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Awwam | | Khadijah | | Hamzah | | | Abdullah (lahir 545) | | | | Abu Thalib | | | Abbas | | | | | | | | | | | | | | | | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | | | | | | | | | | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Zubair | | | | | | | | | | | | MUHAMMAD saw (lahir 570) | | Ali (lahir 599) | | Aqil | | Ja'far | | | | | | | | | | | | | | | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | | | | | | | | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | | | | | | | Fatimah | | | | | | | | | | | | Muslim | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | | | | | | | | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | | | | | | | | | | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | | | | | | | al-Hasan (lahir 625) | | | | | | | al-Husain (lahir 626) | |